Wednesday, March 3

Epilog

Untukmu,
Ingin 'ku berikan seluruh waktuku
Tanpa jeda
Tanpa akhir

Untukmu,
Ingin kuberikan sisa waktu
Jika saja Tuhan membuat satu hari, lima detik lebih lama
Hanya untukmu

Tapi,
Aku tidak mampu
Sang surya seperti berlari mendahuluiku
Meninggalkanku terengah tercekik peluh

Seperti penambang pasir,
Aku mati jika tak mengayunkan cangkulku di tebing Merapi
Para bedebah itu menjerujiku atas nama pengabdian
Pengabdian tai yang membuatku seperti keledai

Memang,
Aku bekerja untuk para bangsat
Letihku 'ku serahkan untuk kepuasan srigala lapar
Peluhku minuman segar para biadab
Dan kegagalanku menjadi lelucon para jalang

Aku tidak takut mati,
Hanya takut hidup tanpamu




P. Budiningtyas